Tukang Ledeng vs Tukang Listrik

Alkisah, pada suatu pagi yang cerah, dosen saya bertanya, “Apa itu transistor???” Hmm,, apa ya? Mungkin yang terpikir pertama kali adalah sebuah komponen elektronika berkaki tiga, dapat berfungsi sebagai saklar dan penguat.

Apakah penjelasan itu cukup memuaskan? Hmm,, rasanya belum, khususnya bagi yang masih awam terhadap dunia elektronika. Jadi, bagaimana menjelaskannya? Menurut dosen tersebut, paling mudah menjelaskannya dengan analogi alias membandingkan dengan hal lain yang serupa.

Sebagai contoh, jika kita perhatikan pembangunan rumah, biasanya instalasi saluran air dan listrik dikerjakan oleh orang yang sama. Artinya, tukang ledeng merangkap sebagai tukang listrik. Aneh bukan, padahal air dan listrik adalah 2 hal yang berbeda. Akan tetapi, dengan melakukan analogi, hal tersebut tidak aneh karena sistem saluran air dan listrik memang mirip.

Komponen apa saja yang mirip?

Pipa vs Kabel

Mirip bukan? Keduanya sama-sama berfungsi sebagai penyalur. Kalau pipa menyalurkan air, kabel menyalurkan listrik. Semakin besar diameter pipa atau kabel, hambatan (resistansi) yang dialami air atau arus listrik semakin kecil, sehingga air atau arus listrik yang mengalir melalui pipa/kabel semakin besar.

Bagaimana dengan kapasitor?

Dalam rangkaian listrik, kapasitor berfungsi untuk menyimpan muatan listrik. Kira-kira dapat dianalogikan sebagai apa? Ya,, berarti harus dianalogikan dengan benda yang berfungsi untuk menyimpan alias menampung air. Berarti kapasitor sama saja dengan ember atau bak mandi.

Hal yang mungkin menarik pada ember atau kapasitor adalah seberapa lama air atau muatan mengisi penuh. Tentunya nggak mau kan, kalau ember yang kita isi penuhnya lama sekali *bisa-bisa gak jadi mandi 😀 *

Pengatur Arah Aliran

Dalam rangkaian listrik, salah satu komponen yang mengatur arah aliran arus adalah dioda. Dioda hanya akan melewatkan arus yang mengalir ke arah tertentu saja, arus yang berlawanan akan diblok. Barangkali, yang analog dengan dioda adalah klep yang juga berfungsi untuk mengatur arah aliran air.

Jadi,, apa itu transistor?

Kembali ke pertanyaan awal,, apa itu transistor? Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, ada baiknya kita melihat cara kerja transistor seperti apa.

Simbol transistor:

Jika gate diberi tegangan nol (kita sebut sebagai logik 0), maka arus tidak dapat mengalir dari drain ke source. Dengan kata lain, ada sebuah saklar yang ditematkan antara drain dan source. Saklar terbuka ketika diberi logik 0. Sebaliknya, jika diberi logik 1, maka saklar akan tertutup sehingga arus daat mengalir dari drain ke source.

Cara kerjanya mirip apa ya?? Benda sejenis transistor sering kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu kran air, lihat saja gambar ini.

Source itu sumber airnya, sedangkan drain itu adalah saluran pembuangan air (coba aja cek bahasa Indonesianya drain itu apa). Nah, kran air itu sendiri merupakan ‘gate’nya, yang kita bisa beri ‘logik 0’ yang berarti kita ingin keran ditutup atau ‘logik 1’ yang berarti kita ingin keran dibuka. Jika keran ditutup, air tidak dapat mengalir, setara dengan terbukanya saklar. Kalau keran dibuka, air akan mengalir dari source ke drain *alias saklarnya tertutup*. Lho,, kok arah airnya berlawanan dengan arus listrik ya? Sebenarnya wajar, karena dalam arus listrik yang bergerak adalah elektron. Jika arus listrik *konvensional* mengalir dari drain ke source, maka elektron akan mengalir ke arah yang berlawanan dengan arus konvensional, yaitu dari source ke drain,, sama seperti arah aliran air. Jadi, source di transistor sebenarnya merupakan sumber elektron dan drain merupakan tempat pembuangan elektron.